Kepada Orang- Orang yang aku puja,

12.01


Teruntuk takdir,
Terima kasih untuk kiriman tokoh dan orang terbaik dilingkaran hidupku.
Tertanda, aku yang begitu mempercayaimu.
-Rusi 2018-

Ada begitu banyak orang yang memenuhi hidup kita, baik yang kita temui secara langsung dan tiba-tiba atau ada juga yang pertemuannya sudah di- atau masih terencana. Atau ada beberapa orang yang hanya menyapa kita lewat karyanya tapi kita ikut terbius seolah mengenal orang tersebut secara personal. Hingga ada istilah bernama Idola. Orang yang kalian suka, atau bahkan kalian contoh perilakunya. Di dalam artikel ini, saya ingin memperkenalkan kepada kalian idola saya. Mereka yang ingin sekali saya temui. Mereka yang ingin sekali saya ajak di duduk Sofa dan berdiskusi hingga pagi. Atau sekadar menatap mata mereka sekaligus menjabat tangan mereka dibarengi dengan ucapan terima kasih, telah memberi contoh yang baik dan nyata untuk saya. Orang- Orang tersebut adalah:

1.      Bacharudin Jusuf Habibie

Negarawan sejati yang secara tidak langsung membius saya tentang betapa nikmatnya menimba ilmu di negeri orang. Walaupun kenyataan yang saya temui tidak senikmat membaca buku-buku beliau. Tapi paling tidak saya diberi kesempatan menikmati hidup yang saya tentukan sendiri. Hidup yang jauh dari kata nyaman tapi dekat dengan kata penuh arti. Hidup yang jauh dari setiap menit pamer kudapan mahal di instastory. Hidup yang jauh dari Lingkungan sosial yang menghamba pada barang branded semata. Atau hidup yang terkungkung pada norma sosial yang memandang wanita berumur diatas 25 tahun belum berkeluarga di cap hina pada keningnya.

2.      Diana Spencer

Waktu itu usia saya berusia 6 tahun dan saya ingat betul selain Doraemon dan Sailor moon, siaran Tv yang saya tunggu adalah menoton berita kematian Lady Diana yang disiarkan hampir setiap hari. Wanita yang menurut saya sangat amat cantik ini, meninggal tepat dihari ulang tahun saya. Mungkin saya tidak terlalu tertarik dengan kepribadian dan status sosial yang menempel pada dirinya. Tapi lebih kepada betapa hidup ini penuh intrik, hingga seorang putri yang cantik dan tanpa cela seperti dirinya berakhir pada sebuah kecelakaan yang sarat teori konspirasi. Sampai saat ini saya masih saja mengikuti perkembangan kasusnya yang telah lama ditutup penelusurannya, namun banyak pihak swasta yang hingga saat ini masih sibuk menduga motif pembunahan berkedok kecelakaan itu latar belakangngnya apa.

3.      Ridwan Sururi
Sosok beliau pertama kali saya lihat beberapa tahun lalu di acara Talkshow Kick Andy. Beliau mempunyai ide yang menurut saya out of the box. Kuda pustaka adalah contoh kecil dari aksi nyata yang berdampak besar. Beliau berkeliling di sekitar lingkup rumahnya dan beberapa sekolah terdekat dengan membawa Kuda yang dilengkapi buku-buku yang di pinjamkan gratis kepada anak-anak. Sungguh orang-orang seperti beliau yang membuat saya masih mempercayai masih banyak orang baik di dunia ini. Kita sebagai anak muda, berpendidikan tinggi atau bahkan lulusan master dan Phd. Dari luar negeri sudahkah berbuat atau bahkan memeliki ide sederhana untuk membantu sesama? Perbuatan sederhana tapi dilakukan rutin dan tanpa imbalan apapun malah seringkali datang dari orang-orang berlatar belakang pendidikan seadanya tapi mereka tahu benar bahwa betapa pentingya arti pendidikan yang bahkan mereka sendiri tidak pernah mendapatkan pendidikan itu secara layak. Pak Ridwan, semoga suatu saat saya bisa melanjutkan pekerjaan mulia bapak.

4.      Bayu Skak

Bayu Eko Moekito adalah orang yang mencontohkan secara tidak langsung kepada saya apa itu makna dedikasi dan loyalitas. Dia begitu setia dengan apa yang di cintainya. Mungkin banyak yang tidak tahu siapa dia, atau bahkan tidak mengerti letak humor yang dia buat itu dimana. 5 tahun yang lalu kami kuliah di fakultas dan gedung yang sama, kalau tidak salah dia mahasiswa satu angkatan dibawah saya. suatu Hari  teman saya galih menunjukan satu video yang sedang viral di kampus, kalau tidak salah judul video tersebut Bahasa singkatan. Video yang dibuat oleh seorang mahasiswa jurusaan Desain Komunikasi Visual bernama bayu skak. 5 tahun lalu ketika youtube dan blogger tidak semenjamur sekarang. 5 tahun lalu pula dia membuat video yang dia edit dan konten kreatif nya dia pola sendiri. Yang sudah barang tentu alay, berkualitas rendah dan pencahayaan kurang tapi bisa membuat banyak orang tertawa termasuk saya. Kemudian dia mulai dilirik Raditya dika untuk berperan satu scene pada film marmut merah jambu, kemudian disusul tawaran bermain di beberapa film lain. 5 tahun setelah video durasi 5 menit viral di kampus itu beredar dan di downlad ribuan kali tanpa hak cipta. Akan berbuah menjadi sebuah film yang dia sutradarai, yang dia tulis dan dia bintangi sendiri. Film pertama dengan komposisi 90% bahasa jawa dan mengangkat humor dan tradisi masyarakat setempat. Terlepas dari apapun nanti filmnya, Bayu kamu hebat!

5.      Dewi Lestari dan J.K Rowling

Kedua penulis wanita yang mebuat saya mencintai membaca dan menulis. Karena saya membaca bukU mereka pada umur yang hampir bersamaan, yakni sekitar umur 14 tahunan. Saya masih ingat betul rasa terpesona ketika selesai membaca novel Supernova jilid 1, ksatria, putri dan Bintang jatuh. Dan juga betapa takjubnya saya ketika membaca Harry Potter and the Philosopher’s Stone. Dipikiran saya waktu itu hanya, “mereka dapat ide nulis cerita yang begitu fana dan gila ini dari mana ya?” dan lambat laun saya mengerti bahwa dunia ide tidak semena-mena menunggu ilham di gua, malinkan dari proses rumit observasi tempat dan pendalaman tokoh karakter. Sungguh saya iri sekali pada kalian berdua, kalian berpenghasilan dari hal yang membuat kalian senang. Tapi saya tahu benar, betapa perjuangan kalian sebelum ide kalian di approve penerbit. itu tidak semudah dan tidak semenyenagkan yang saya kira.

6. Endah dan Rhesa

saya adalah penikmat musik Indie, baik musisi dalam atau luar negeri. menurut saya para musisi Indie adalah pekerja seni paling luar biasa. disamping berkarya, mereka juga 'berdagang' sendiri. Endah dan Rhesa adalah Relationship goal untuk saya. bayangkan jika pasangan seumur hidup kalian adalah patner kerja kalian juga. dan pekerjaannya pun adalah pekerjaan yang sesuai dengan passion kalian berdua juga. benar-benar hidup berkeluarga yang tanpa cela. Menurut saya musik mereka indah karena liriknya seperti orang sedang bercerita. menonton konser mereka adalah salah satu dari daftar hal yang harus saya lakukan minimal sekali seumur hidup. 

7. Soe Hok Gie 

Catatan Harian Seorang Demonstran adalah buku yang secara persuasif memenuhi otak saya. buku paling favorit di hidup saya yang anehnya saya lupa dimana meletakkanya. buku yang berisi kumpulan tulisan Gie yang dimuat di media dan jurnal-jurnal harian pribadinya. jika kalian ingin mengenal sejarah bangsa kita dengan bahasa yang baik tapi sekaligus mencabik, bacalah buku ini. buku ini adalah buku yang membuat saya jatuh hati pada puisi. Berikut ini link puisi karya negarawan muda yang sayangnya juga mati muda shttps://www.youtube.com/watch?v=mRF_nWWbQJk&t=7s. blog ini saya beri nama gilagie, karena Gie adalah manusia yang belum pernah dan tidak akan pernah saya temui. namun dia yang membuat saya berani menulis. entah bagaimanapun bentuk tulisan saya, yang penting saya memulai menulis. saya meminta pendapat blog ini kepada beberapa teman saya, ada yang bilang alay, ada yang bilang garing, ada yang komentar saya tidak punya privasi tapi ada juga yang menagih kapan ngepost artikel baru lagi. memang pada dasarnya menyenangkan semua orang adalah hal mustahil. Tuhan saja dibenci setan bukan? dan Trump juga punya banyak pendukung setia. jadi, apa yang orang pikirkan tentang kalian itu masalah mereka, bukan masalah kalian. catat!


8 . Ibu 

Ibu saya tidak menulis puisi, lagu atau menghasilkan karya seni. Tapi ibu bisa menggambar atau mendesain baju dengan sangat cantik, cermat dan cepat lalu menjahitnya sendiri. pakaian buatan ibu adalah benda paling berharga untuk saya, karena ibu menjahit baju ketika sedang mood saja. saya rasa semua anak di dunia adalah penggemar dari ibunya. karena ibu adalah makhluk paling multi tasking. ketika saya kecil dulu, setiap saya ditanya mengenai ingin jadi apa saya nantinya, jawaban saya selalu sama dan sampai sekarangpun masih sama, yakni jadi ibu. ibu yang seperti ibu saya. yang setia pada ayah, yang jadi teladan nyata saya dan kakak. yang mampu berpenghasilan sendiri tapi tetap menyempatkan memasak bereneka ragam lauk untuk suami, anak atau bahkan tetangga. oh ibu...betapa rindunya putrimu ini akan sambel hasil ulekanmu sendiri. walaupun ibu juga kadang suka berlebihan hingga membuat saya sering berkata " duh ibu ini nggomong apaan sih". cara menasehati beliau itu sangat unik, saking uniknya sampai nempel di kepala. misalnya kami berdua sedang melakukan sesuatu bersama, lalu tiba-tiba perbincangan kami seperti ini, 
" jadi ya nduk, nanti kalau kamu ikut mertua, menata piring di meja makan itu harus seperti ini"
dan itu diucapkan ibu ketika saya masih SMA, dimana saya saja belum terlalu mengerti nikmatnya ciuman itu seperti apa dan ibu saya sudah bicara tentang ikut mertua. dan  mohon jangan salahkan saya jika saya mendewasa sebelum waktunya.
" Ibu, jika saja ada kata diatas terima kasih, pasti kata itu akan ku ucapkan kepadamu setiap hari" 


You Might Also Like

0 komentar