Bersahaja Bersosial Media

00.46


You are what you share -Charles leadbeater-
2167 juta manusia di dunia pada tahun 2017 merupakan pemilik akun sosial media yang diprakarsai pertama kali oleh Mark Zuckerberg. ( sumber :www.statisca.com). 29% dari jumlah tersebut adalah orang-orang yang berumur 25-34 tahun. Sedangkan pengguna dengan rentangan umur 16 sampi 24 tahun berjumlah 25%. Di Indonesia sendiri pengguna sosial media terutama facebook masih sangat diminati. Terbukti dengan telah diresmikan kantor Facebook di Jakarta, yang merupakan tanda bahwa nilai investasi di Indonesia memang menjanjikan untuk perusahaan Facebook. Saya sendiri sudah jarang menggunakan sosial media tersebut. Banyak bahkan dari teman-teman saya menghapus akun mereka dengan berbagai alasan. Mulai dari sudah tidak kekinian, sangat menggangu dan isinya sudah tidak menarik lagi. Tapi yang tidak boleh dilupakan dari facebook adalah, sosial media ini adalah saksi kita pernah alay pada zamannya. Puluhan atau bahkan ratusan file banyak orang tersimpan rapi di facebook. Bahkan dengan rajinnya, facebook sering mengingatkan kita kembali apasaja yang sudah kita posting setahun, dua tahun atau bahkan tujuh tahun lalu. Dan setiap saya membaca pemberitahun itu, saya kembali teringat hal-hal yang telah lalu, yang terlupa, tapi manis juga ketika ada yang kembali mengingatkan moment tersebut.

Lalu ada juga Instagram yakni sosial media yang sedang aktif saya gunakan selain Whatsapp, youtube dan blogger tentunya. Sosial media yang dimana kebanyakan penggunanya nampak borjuis dengan caption yang puitis. Awalnya Instagram hanya diperuntukan sebagai sarana untuk membagi,mengedit, dan menggolongkan foto sesuai caption. Tapi lambat laun pemanfataannya bergeser menjadi tempat jualan peninggi badan, kumpulan video anjing dan kucing dan juga sarana penyebar meme atau kata-kata bijak. Dan yang paling menjijikan adalah menjadi sarana adu politik, sarana dakwah syekh-syekh baru yang belajar agama hanya lewat google dan sepotong-sepotong ayat yang dicomot asal dari kitab suci tanpa tahu makna dan tafsir terlebih dahulu. Dan yang membuat saya benar-benar tidak habis fikir. Banyak sekali akun-akun pecinta dan pembenci dari salah satu public figur. Dan dikolom komentar yang jumlahnya ribuan itu mereka saling memuji sekaligus menghina. Pernahkah kalian bertanya, Kok ada waktu ya mereka? Saling mengejek orang yang tak dikenal untuk membela artis yang mereka puja, yang kenal juga kagak tapi mereka bela matia-matian. Entah lingkaran setan macam apa itu namanya.
Saya sendiri sering melihat akun gosip atau fashion item artis. Iya, fashion item. Jadi akun itu setiap hari membahas detail outfit yang dikenakan salah seorang artis. Bukan dibahas, padu padan warnanya yang apik melainkan harga dari setiap fashion item tersebut. Harga dari fashion item tersebut seringkali memang tidak dimasuk akal untuk orang biasa saperti saya. Contohnya ikat pinggang kecil sederhana dari luna maya yang harganya bisa sampai jutaan. Seharga harga sewa flat saya sebulan. Kalau dipikir lagi, memang tidak masuk akal untuk kita orang biasa, tapi untuk luna maya dengan pendapat yang entah berapa digit perbulannya adalah normal. Sebanding dengan harga dia banting tulang mungkin. Sebanding dengan sedikitnya ruang privat yang ia punya. Lalu dikolom komentar biasanya akan muncul followers kurang cerdas yang berkomentar kurang lebih seperti ini. “astaga duit 5 juta Cuma buat beli ikat pinggang doang, mending di sumbangin ke orang tidak mampu atau ke yatim piatu, dapet pahala”. Lalu komentar tersebut dibalas pecinta Luna maya mungkin seperti ini, “ih itukan duit dia, terserah dong mau dia buat apa“. Begitu seterusnya sampai mereka saling membenci hanya gara-gara ikat pinggang Luna maya. Iya semudah itu sekarang memecahkan persaudaraan di negeri kita.
Lalu contoh lain yang sedang hangat adalah berubahnya gaya pakian Raisa. Banyak netizen mengambil kesimpulan jika penampilan Raisa yang baru dipengaruhi suaminya yang Bule. Kalau kalian baca komentar dikolom komentar postingan foto Raisa yang sedang memakai gaun cantik nan anggun tapi lumayan ketat. pasti kalian jijik melihat ribuan komentar kurang cerdas dibawahnya. Begini ya sauda-saudara setanah air yang mulai tidak ngefans dengan Raisa karena penampilannya yang sekarang. Peratama, Raisa tidak peduli itu, karena konser offair dia pasti tetep jalan, dia dia tetep dapat duit terserah bajunya gimana. 2. raisa punya tubuh dengan standar sempurna bagi kebanyakan wanita pasti karena dia jaga makan dan olahraga. Mempunyai tubuh seperti itu pasti penuh perjuangan, dan jelas dong dia mau pamer sana hasil perjuangannya. Ke 3, kalau seandainya saya mendapatkan suami luar biasa tampan seperti Hamish daud, wajar lha jika saya ingin selalu tampil seksi dan cantik setiap saat. Kalau disabet cewek lain, kan berabe cuy!
Dan yang saya alami sendiri lebih parah. saya bukan artis, followers juga hanya ratusan, tapi saya punya hatters yang sama sekali saya tidak tahu siapa dia. Dia sering komentar di instastory tapi sama sekali tidak pernah komentar di kolom post intagram saya. Tapi yang paling menyakitkan komentar teman-teman saya sendiri yang bertanya hal-hal tidak nyambung dan tidak penting di kolom komentar dalam post saya. Contohnya komentarnya seperti ini.
Ih…enaknya jalan-jalan terus
Rusi, kapan pulang? Oleh-olehnya ya
Rusi, bikin iri deh. Ikut dong jalan-jalan.
Ehem… pacar baru ya, kapan nih undangannya?
Ih, kamu gemukan ya…
Dan jawaban yang dalam hati yang saya tahan untuk tidak mengetiknya dikolom komentar kurang lebih sebagai berikut,
  • plis gaes, tiap hari kerjaan gue belajar lebih dari 8 jam, terus masih kerja, trus masih mikirin tagihan kanan-kiri, makan dan tidur gak teratur. tiap hari nggomong pake bahasa planet. JELAS gue butuh liburan,. dan untuk berangkat liburan gue juga nabung dulu kaliik!
  • Lu piker gua gak pengen pulang apa? PENGEN BANGET MALAH!TAPI BELUM BISA. 2x kakak gue bertaruh nyawa nglahirin dan gue gak ada, nenek, kakek meninggal Cuma bisa nelangsa nangis gara2 gak bisa pulang. Lalu kalian malah nanya gue kapan pulang. Itu juga pertanyaan yang selama ini nempel terus dipikiran gue. kapan gue cukup aman dari kepungan visa tinggal dan cukup duit buat beli tiket pesawat PP jerman-Indo yang harganya ribuan Euro. Tanpa kalian tanya kapan gue pulang, gue juga pasti pulang kok.
  • PeDe amat lu, siapa juga mau ngundang situ? Masak tiap post foto cowok dikira pacar? Situ belom kenal istilah friendzone apah? Cetek banget sih pengambilan kesimpulan kalian.
  • Iya gue emang gemuk, terus kenapa? Dosa? Gue gemuk karena kekurangan makan tapi kelebihan kebahagian. Gue bahagia, sama bentuk pipi gembil dan perut bergelambir ini. Yang terpenting dalam hidup gue sekarang ada yang sedang gue perjuangkan. Itu,catet!
Mungkin itu smalltalk ya buat kalian. Tapi beneran itu ganggu banget.
Maaf saya jadi meluapkan keresahan disini. Tapi jika tidak saya ungkapkan disini, lalu dimana lagi?
So lets talk about the tittle of this Postblog. Teruntuk warga net, mari bersama-sama menggunakan sosial media sebagiaman perlunya. Bertukar informasi secara cepat, menjaga silahturahmi dengan teman yang sudah lama tidak bertemu atau yang sedang jauh. Membagaikan karya berupa gambar, video atau foto, sarana pengembangan hobi, dan berbagai hal baik lainnya. Ingat, sosial media bukan sarana kampanye, mencari masa untuk membenci salah satu orang ataupun kelompok, dan juga bukan etalase tempat memajang hasil kekayaan. Bukan! Akan lebih indah jika kalian menggunakannya dengan cerdas.
-Read carefully and skeptisch before you share everything.EVERYTHING!-
Rusi, may 2018




You Might Also Like

0 komentar