dulu Socrates,B.J Habibie, Anthasari dan hari ini Basuki

14.41

di setiap era, sejarah pasti akan terulang.

di tahun 300an sebelum masehi Athena (yunani) menghukum mati warga negaranya yang paling mulia yakni Socrates. Seorang dengan buah pemikiran diatas rata-rata, bapak dari hampir semua bidang ilmu mati dibunuh setelalah beberapa kali melewati persidangan. kematiannya memang banyak disayangkan terutama oleh murid dan pengikutnya Plato salah satunya. tapi apakah itu penting? buah pemikiran beliau tetap hidup, tumbuh bahkan berkembang melewati banyak peradaban manusia sesudahnya. hingga saat ini Tahun 2017 berabad-abad setelah kematian beliau kita masih mengenal beliau walaupun hanya lewat buku sejarah atau filsafat.

Bacharudin Jusuf Habibie, diturunkan dari jabatan Presiden karena dianggap masih Pro dengan pemerintahan sebelumnya. tapi apakah jabatan itu penting? kalau saja Habibie itu bukan negarawan besar dengan tutur kata yang baik pasti beliau menjawab pertanyaan tersebut seperti ini,
"persetan sama jabatan!"
disini saya banyak membaca atau mengenal orang-orang yang memilih Jerman sebagai tempat studi karena terinspirasi dari beliau, saya termasuk salah satunya. walaupun masa bakti sebagai Presiden sangat pendek dibandingkan masa jabatan presiden yang lain, tapi faktanya impact beliau kepada generasi selanjutnya lebih long lasting dari presiden-presiden setelahnya.
Anthasari Azhar, ketua KPK yang 'dikondisikan' sebagai pembunuh. dijatuhi vonis 16 tahun penjara karena dituduh sebagai otak pembunuhan Nasrudin  Zulkarnaen dengan motif picisan yakni cinta segitiga. saya ingat benar kasus ini meledak saat saya kelas 2 SMA. singkatnya begini, ketua KPK selfie dengan petugas golf cantik tapi busuk hati. eh ternyata petugas golf yang cantik tapi busuk hati tersebut adalah istri muda dari petinggi BUMN. lalu mereka saling cemburu dan berujung saling bunuh. -cerita tamat-.
ternyata membuat kasus pembunuhan di indonesia lebih mudah dibanding membuat satu judul chapter di komik detektif conan bukan?!
Basuki Tjahaja Purnama, saya lebih suka menulis atau mendengar nama asli beliau daripada saapan akrabnya yakni Ahok. karena saya senang dengan ejaan lama, itu saja. saya mengenal beliau lewat berita dan sosial media, tapi belakangan saya mempunyai seorang teman yang merupakan fans garis keras beliau, secara tidak langsung saya mengenal seorang Basuki dari dia. dan hari ini beliau ramai sekali di perbincangkan. kenapa ramai? ya...karena hari ini  sejarah terulang.  baru kemarin saya membaca berita tentang Dahlan Iskan. orang yang hidup dengan kesempatan kedua dengan hati transplantasi, lalu menggunakan kesempatan kedua tersebut untuk menjadi Menteri singkat cerita beliau 'dikondisikan' korupsi. mungkin dengan mengeluh dan membuat hastag di sosial media tidak akan mengubah putusan sidang. saya memang tidak bisa membayangkan jika saya berada diposisi sebagai anak yang ayahnya di jatuhi vonis penjara.
sekali lagi, bukan hidup atau matinya, bukan pangkatnya, bukan juga tempatnya melainkan seberapa guna hidup kita. Basuki Tjahaja Purnama telah memberi impact besar bagi jakarta dan warganya. doa-doa dari orang yang terkena impact dari kebijakan beliau lah sebagai jaminan kehidupan beliau kelak. di kehidupan yang menurut yang saya percaya lebih kekal dari kehidupan saat ini.

You Might Also Like

0 komentar