Karena aku pemuja Hujan, aku selalu menanti musim ini. Musim yang kebanyakan di benci penduduk negara 4 musim. Tapi aku rasa aku cukup keras kepala untuk tetap makan indomie goreng ditambah  cabe iris dan telor dadar sebagai taburannya, hmm komposisi yang maha sempurna. Well, it's my second Autumn, i mean already my second years here. Sedikit menggali memori, musim gugur tahun lalu adalah musim dimana sudah 3 bulan saya tinggal disini, dan selama itu saya sendiri, ja Komplett alleine. Sendiri di sini berarti bahwa selama  3 bulan tersebut setiap hari saya berbicara menggunakan bahasa jerman sejak matahari masih di ufuk timur sampai condong ke barat. Sapai disuatu senin yang ceria, saya bertemu seorang bernama Rosi digerbang pintu sekolah. Lucunya, kami sudah 2 bulan sekolah di gedung dan lantai yang sama tapi kami baru bertemu hari itu. Daaan untuk pertama kalinya dalam 3 bulan, saya bisa berbica lancar dan enak tanpa berpikir grammatik dan sebagainya.setahun berlalu begitu saja. Hingga sampai di kota bernama Bielefeld, letaknya sekitar 50 menit dari Dortmund. di ujung musim panas tahun 2016 saya memulai bekerja di sebuah taman kanak-kanak. Sebuah pekerjaan yang awalnya saya pikir mudah, karena sebelumnya saya pernah mengajar di SMA. Tapi ternyata tidak semudah yang saya pikirkan. Saya adalah satu-satunya pegawai asing (tenaga pengajar yang lain semua berkewarganegaraan Jerman). Saya harus menyesuaikan sistem mendidik anak di Jerman yang sangat berbanding terbalik dengan sistem mendidik anak di negara kita. (Akan saya ceritakan di post saya yang lain). Saya kesulitan berkomunikasi dengan para murid, karena bahasa Jerman mereka sedikit berbeda baik secara grammatik dan juga pengucapan. Karena mereka memang sama seperti saya yang masih belajar berbicara bahasa jerman yang maha rumit. tekanan dari kolega, dan juga tekanan bekerja yang sudah umum di dunia kerja Jerman, yakni 'harus sempurna'. Yang artinya kita hanya boleh melakukan kesalahn pada hari pertama bekerja, selebihnya kita haram membuat kesalahan. Setiap hari saya memulai pagi, membuat sarapan lalu berkendara dengan sepeda menuju tempat kerja adalah hal-hal yang membuat 'mood' selalu baik di pagi hari. Hal-hal yang menjaga saya agar tetap waras karena tekanan kerja yang memang begitu adanya. tapi saya sangat mensyukuri pekerjaan saya ini. Pekerjaan yang membuat saya belajar hal-hal tulus tapi sederhana dari anak-anak kecil yang baru saja mengenal dunia. Anak-anak yang selalu pamer dan bangga dengan umur mereka yang masih hitungan jari. Anak-anak yang sering berkata "aku sudah menunggu dari tadi". Anak-anak dengan pipi lucu, rambut di kuncir dia, kaki pendek, lengan pendek, yang seringkali membuat saya gagal marah karena cahaya yang di pantulkan dari kornea mereka begitu tulus yang tak mengharapkan bentakan keluar dari mulut saya.