Menikah pada pandangan pertama

22.14



Pernikahan di Jerman adalah sesuatu yang lebih dari sakral bahkan sebagian orang memilih tidak menjalani prosesi tersebut. Rata-rata pasangan yang memilih menikah adalah pasangan yang benar-benar yakin jika pilihannya sudah benar-benar tepat. Mereka pikir menikah itu rumit dan kalau nanti bercerai lebih rumit lagi. Menurut saya pribadi aneh, kenapa yang dipikirkan bercerai nya? Itu sama halnya ketika kita hendak membeli mobil baru tapi yang ada dipikiran kita "nanti kalau mobilnya rusak gimana? Kan ribet". Sebentar dulu, itu mobilnya kan belum dibeli, kok udah mikir rusak.  Pernikahan itu juga belum terjadi jadi kenapa yang dipikirkan rusaknya, kenapa yang di khawatirkan perceraiannya? Kalau mobilnya gak mau rusak ya dirawat, kalau pernikahannya mau awet juga sama, dirawat. Kan mudah?! But, up to you. Ist doch egal.
     Mungkin selamanya pola pikir manusia yang bertumbuh dan berkembang di dunia sebelah barat tidak akan pernah mengerti pola pikir manusia yang juga tumbuh dan berkembang di dunia sebelah timur.pun sebaliknya. Disini pertimbangan orang menikah tidak melulu tentang pekerjaan apa yang dimiliki calon suaminya, berasal dari keluarga yang bagaimana calon istrinya, serta apa latar belakang pendidikan keduanya. Tapi juga "enak tidaknya" hubungan di ranjang (mungkin tidak perlu saya jelaskan saya yakin anda pasti mengerti maksud saya). Jenjang hubungan percintaan disini umumnya terdiri dari tiga tahap, yakni pacaran biasa, tinggal bersama dan yang terakhir pernikahan. Tapi ada juga yang seperti kita, yang prosesnya pacaran baru menikah dan ada juga yang langsung menikah. Seperti judul dari 'post' ini yakni Hochzeit in der erste Blick yang dalam bahasa indonesia berarti pernikahan pada pandangan pertama. Di sebuah stasiun televisi swasta pernah ada reality show bernama Hochzeit in der erste Blick. Program ini menjodohkan pasangan melalui serangkaian tes psikologis dan juga medis( diambil sample darah dan rambut). Kemudian hasil berbagai tes tersebut di formulasikan sehingga bertemu 2 sample yang hampir mirip atau cocok.Singkat cerita,  kedua sample itu bertemu di sebuah gereja lengkap dengan oranamen Putih di seluruh sudutnya. Di bangku yang terdiri dari 7 baris kebelakang telah penuh dengan keluarga dari kedua mempelai. Di ujung altar sudah berdiri seorang pria dan pastor yang akan memimpin pemberkatan sedangkan di ujung lainnya sedang berjalan seorang wanita dengan gaun putih yang mempesona. Perlahan mempelai wanita sampai diujung altar dimana sudah ada pria yang sudah menanti sejak tadi. Tangan mereka bertemu bukan untuk bergandeng melainkan untuk bersalaman dan satu kalimat sederhana yang di ucapkan pengantin pria kepada pengantin wanitanya, "wie heißt du?(namamu siapa)". Dan seisi ruangan tertawa, aneh memang tapi manis. 
 lalu mereka hidup bahagia (apakah selamanya?). 

You Might Also Like

0 komentar